Pada hari Sabtu 15/9 kemarin, kabar tentang tutupnya Path resmi beredar. Bahkan banyak foto Path dengan tulisan The Last Goodbye bertebaran di dunia maya. Meski sudah resmi ditutup, untuk saat ini para pengguna masih bisa mengakses akun mereka.
Sebenarnya hal ini sudah mulai tercium sejak tiga tahun lalu dimana saham Path dijual dan dibeli oleh Daum Kakao. Dengan dijualnya sebagian besar saham Path, ini membuktikan bahwa posisi Path memang sedang terancam oleh kehadiran berbagai plaform sosial media lainnya.
Sebenarnya ada banyak keluhan dari pengguna mengenai Path, salah satunya adalah sulitnya mengupload video yang tidak kunjung dibenahi oleh pihak Path. Bahan Dave Morin selaku CEO dan co founder Path mengatakan dirinya ingin membuat Path yang baru dengan anggota yang lebih kuat.
Ada banyak kenangan yang ditinggalkan oleh Path. Dulunya aplikasi ini digunakan untuk menunjukkan eksistensi kita di dunia sosial. Kita dapat membagikan lokasi, lagu yang didengar, pergi bersama siapa dan lain sebagainya. Banyak juga yang menggunakan fitur ini sebagai ajang pamer. Meski begitu, dulunya hal ini dianggap keren, tentunya para pengguna Path akan merasa kangen dengan fitur yang satu ini.
Dulu jika kita ingin melihat kegiatan si doi, kita hanya perlu membuka Path, lalu melihat beranda milik si doi. Namun perlu diingat, ketika melakukan stalking, si doi juga akan tahu siapa saja yang mengunjungi berandanya.
Masih ingat bukan fitur membagikan musik yang sedang kita dengarkan ? Nah ini dulunya menjadi ajang untuk memberikan “kode” bagi si doi atau orang yang kalian suka. Dengan ditutupnya Path, para pengguna pastinya akan kangen dengan semua fitur yang pernah menemani hari-hari mereka, so goodbye Path !