Sering sekali banyak orang berasumsi dengan memberikan pertanda, sampai orang lain bisa mengerti. Banyak orang berekspektasi besar dengan bercita- cita orang lain akan mengerti. Orang lain bisa memahami apa yang kita rasakan. Orang lain bisa mengerti maksud kita hanya dengan beberapa pertanda yang kita sebarkan. Dan disaat mereka tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan. Ekspektasi mereka tidak tersampaikan. Sampai akan ada perasaan iba, kecewa dan gusar. Yang sebetulnya tidak memerlukan mereka rasakan.
Belajar Mengkomunikasikan Dan Mengutarakan Pemikiran Kalian
Namun mereka sendirilah yang menciptakan perasaan itu, walhasil seakan mereka ialah korban. Walhasil membuat mereka jadi tidak sepi sendiri. Merasa gusar pada banyak orang. Jadi lebih sulit menyakini orang lain. Merasa lebih sulit untuk bisa peduli seragam orang lain. Merasa semua orang itu seragam. Tidak ada yang bisa diharapkan. Tidak ada yang bisa sefrekuensi dengan kita. Mereka tidak berumur dan tidak memiliki empati atau simpati kasih. Sedangkan itu salahnya bukan di mereka.
Namun di diri kita sendiri. Namun kita tidak bisa, kita tidak mau mengakuinya. Walhasil jadinya kita menciptakan orang lain itu berlaku seperti kambing hitam, dan membuat kalian merasa luas. Dan tata cara berasumsi sejenis itu tidak bisa membuat kalian lebih baik atau lebih berkembang. Itu hanya akan membuat kalian stuck di satu situasi. Dan membuat kalian tidak bisa jadi seseorang yang baik. Malah kalian akan terlihat konyol dan kebayi- bayian. Karena tidak bisa menyongsong kenyataan, tidak bisa membetulkan kelalaian.
Dan itu balik lagi pada tata cara kita mengkomunikasikan dan mengutarakan perasaan kita. Kita harus membetulkan itu. Walhasil kalian akan leluasa dari perasaan- perasaan iba, kecewa dan marah yang sebetulnya tidak memerlukan kalian rasakan. Belajar untuk tetap mengkomunikasikan dengan jelas dan detail apa mau kalian, apa angan- angan kalian pada orang lain. Janganlah hanya diam dan bercita- cita orang bisa tahu tanpa kalian menyampaikannya dengan metode benar dan cocok. Dan belajar untuk menyongsong dan membetulkan bila kita salah. Itu akan membuat kita jadi lebih berumur dalam berfungsi dan beraga.